Bareksa.com - Bareksa Barometer kembali kedatangan pendatang baru pekan ini yang merupakan akhir pekan kedua dan jelang pekan ketiga November 2023. Tiga reksadana new comer itu ialah BNP Paribas Pesona, Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A dan Setiabudi Dana Pasar Uang. Masuknya tiga reksadana itu seiring membaiknya skor Barometer Point seiring dinamika pasar.
Ketiganya masing-masing masuk di posisi 5 dalam daftar reksadana saham unggulan, daftar reksadana pendapatan tetap unggulan dan reksadana pasar uang unggulan. BNP Paribas Pesona pekan ini meraih Barometer Point 4,5 dengan dana kelolaan Rp685,17 miliar dan imbal hasilnya 15,83% dalam 3 tahun terakhir.
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A juga masuk top 5 reksadana pendapatan tetap unggulan dengan Barometer Point 4, dana kelolaan Rp660,66 miliar dan imbal hasilnya 4,7% setahun terakhir. Kemudian Setiabudi Dana Pasar Uang di posisi 5 besar reksadana pasar uang unggulan Bareksa Barometer dengan skor Barometer Point 4, dana kelolaan Rp753,78 miliar dan imbal hasilnya 4,55%.
Pekan ini skor tertinggi dicatatkan Capital Money Market Fund dengan Barometer Point 5. Dengan dana kelolaan Rp607,8 miliar dan imbal hasil 5,26% setahun terakhi, reksadana ini di posisi 1 dalam daftar reksadana pasar unggulan Bareksa Barometer.
Kinerja cuan menarik dicatatkan TRIM Kapital Plus dengan imbalan 44,95% dalam 3 tahun terakhir, yang berada di posisi 4 dalam daftar rekadana saham unggulan. Kemudian, Setiabudi Dana Campuran dengan catatan cuan 45,14% dalam 3 tahun terakhir dan berada di posisi kelima dalam daftar reksadana campuran unggulan. Masing-masing membukukan Barometer Point 4,5 dan 3,5.
Reksadana lainnya dengan skor tertinggi di setiap kategori dan memimpin daftar reksadana unggulan ialah Majoris Sukuk Negara Indonesia dengan skor 4,5 dengan imbal hasil 6,37% setahun yang memimpin daftar reksadana pendapatan tetap unggulan. Kemudian, Prospera Bijak di posisi 1 dalam daftar reksadana saham unggulan dengan Barometer Point 4,5 dan imbalan 26,23% dalam 3 tahun.
Selanjutnya, Manulife Dana Campuran II mempimpin daftar reksadana campuran unggulan dengan Barometer Point 4,5 dan imbalan 14,35% dalam 3 tahun. Serta BNP Paribas Sri Kehati di posisi 1 dalam daftar reksadana indeks unggulan dengan Barometer Point 4,5 dengan imbal hasil 14,35% dalam 3 tahun terakhir.
Daftar top 5 reksadana unggulan per jenis selengkapnya, sebagai berikut:
Reksadana Saham | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
Prospera Bijak | Prospera Asset Management | Rp112,5 miiar | 4,5 | 26,23% |
BNP Paribas Ekuitas | BNP Paribas Asset Management | Rp1,08 triliun | 4,5 | 19,75% |
Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp312,69 miliar | 4,5 | 21,13% |
TRIM Kapital Plus | Trimegah Asset Management | Rp270,96 miliar | 4,5 | 44,95% |
BNP Paribas Pesona | BNP Paribas Asset Management | Rp685,17 miliar | 4,5 | 15,83% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 9/11/2023
Investasi Prospera Bijak di Sini
Investasi Trim Kapital Plus di Sini
Investasi BNP Paribas Pesona di Sini
Investasi BNP Paribas Ekuitas di Sini
Reksadana Pendapatan Tetap | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Majoris Sukuk Negara Indonesia | Majoris Asset Management | Rp280,02 miliar | 4,5 | 6,37% |
Trimegah Dana Tetap Syariah | Trimegah Asset Management | Rp114,43 miliar | 4,5 | 6,22% |
Capital Fixed Income Fund | Capital Asset Management | Rp360,19 miliar | 4,5 | 8,67% |
Mandiri Investa Dana Syariah | Mandiri Manajemen Investasi | Rp109,63 miliar | 4 | 4,35% |
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A | Eastspring Investments Indonesia | Rp660,66 miliar | 4 | 4,70% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 9/11/2023
Investasi Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini
Investasi Capital Fixed Income di Sini
Reksadana Pasar Uang | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Capital Money Market Fund | Capital Asset Management | Rp607,81 miliar | 5 | 5,26% |
Mega Dana Kas | Mega Asset Management | Rp373,33 miliar | 4,5 | 4,75% |
Shinhan Money Market Fund | Shinhan Asset Management Indonesia | Rp427,01 miliar | 4 | 4,79% |
Capital Sharia Money Market | Capital Asset Management | Rp62,25 miliar | 4 | 4,62% |
Setiabudi Dana Pasar Uang | Setiabudi Investment Management | Rp753,78 miliar | 4 | 4,55% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 9/11/2023
Investasi Capital Money Market di Sini
Investasi Shinhan Money Market Fund di Sini
Reksadana Campuran | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
Manulife Dana Campuran II | Manulife Aset Manajemen Indonesia | Rp128,86 miliar | 4,5 | 14,35% |
TRAM Alpha | Trimegah Asset Management | Rp108,21 miliar | 4,5 | 25,69% |
Schroder Dana Terpadu II | Schroder Investment Management Indonesia | Rp885,62 miliar | 4 | 18,47% |
Schroder Dana Kombinasi | Schroder Investment Management Indonesia | Rp577,76 miliar | 4 | 11,58% |
Setiabudi Dana Campuran | Setiabudi Investment Management | Rp60,76 miliar | 3,5 | 45,14% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 9/11/2023
Investasi Schroder Dana Terpadu II di Sini
Investasi Schroder Dana Kombinasi di Sini
Top 5 Reksadana Indeks Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Indeks | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
BNP Paribas Sri Kehati | BNP Paribas Asset Management | Rp3,37 triliun | 3.5 | 27,20% |
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp885,33 miliar | 3 | 24,06% |
Allianz SRI KEHATI Index Fund | Allianz Global Investors Asset Management Indonesia | Rp247,16 miliar | 3 | 25,55% |
Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index | Trimegah Asset Management | Rp30,85 miliar | 3 | - |
BNP Paribas IDX Growth30 | BNP Paribas Asset Management | Rp168,46 miliar | 3 | - |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 9/11/2023
Bareksa Barometer yang biasa dijadikan acuan oleh investor dalam berinvestasi reksadana jadi makin paten, seiring pembaruan metodologinya. Dengan inovasi ini, investor jadi punya panduan lebih mantap guna mencapai target investasinya dalam meraih cuan. Menurut Tim Analis Bareksa, inovasi terbaru Bareksa Barometer ialah dari sisi penilaian kinerja reksadana berdasarkan jangka waktunya.
Jika sebelumnya jangka waktu yang dinilai hanya 4 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun dengan bobot masing-masing 25%, kini ditambah menjadi 5 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 1 tahun dengan bobot penilaian masing-masing 20%. Metode baru ini semakin meningkatkan kualitas penilaian Bareksa Barometer. Karena itu penilaian atas kinerja suatu produk reksadana jadi semakin maksimal dan handal.
Periode | 1 tahun | 9 bulan | 6 bulan | 3 bulan | 1 bulan |
---|---|---|---|---|---|
Bobot | 20% | 20% | 20% | 20% | 20% |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Selain itu, dari sisi benchmark atau acuan atas kinerja produk reksadana, Bareksa Barometer kini hanya mengacu pada kinerja 8 Indeks Reksadana Bareksa. Sebelumnya, penilaian juga menyertakan indeks LQ45 untuk reksadana konvensional dan Jakarta Islamic Index (JII) untuk reksadana syariah.
Ini karena Bareksa Fund Index mengukur kinerja rata-rata seluruh produk reksadana yang ada di Indonesia dari per jenis reksadana, yakni reksadana saham, campuran, pendapatan tetap dan pasar uang.
Kini penilaian kinerja suatu produk reksadana saham konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Saham Bareksa dan reksadana saham syariah akan dibandingkan dengan Indeks Reksadana Saham Syariah Bareksa.
Demikian juga penilaian kinerja produk reksadana pendapatan tetap konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa dan reksadana pendapatan tetap syariah mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Bareksa.
Sebelumnya, inovasi juga telah dilakukan Bareksa Barometer. Yakni Tim Analis Bareksa memaksimalkan penilaian Bareksa Barometer dari sisi momentum pergerakan pasar. Model ini dipilih karena Tim Analis Bareksa mempertimbangkan beberapa peristiwa penting yang sangat berdampak ke pasar modal.
Di antaranya beberapa kasus di industri pasar modal, pandemi Covid-19, hingga ancaman resesi global akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Akibat beberapa peristiwa itu, pergerakan pasar saham dan obligasi menjadi sangat fluktuatif dan bergejolak, sehingga membuat investor ragu untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko atau produk selain reksadana pasar uang.
Padahal, dengan strategi dan momentum yang tepat, dinamika pasar itu justru bisa dimanfaatkan untuk meraih cuan optimal. Karena itulah, Tim Analis Bareksa menyesuaikan model penilaian Bareksa Barometer guna menangkap peluang tersebut.
Meski begitu, penilaian dari sisi tata kelola yang baik (GCG) tidak mengalami perubahan dalam metode penilaian Bareksa Barometer.
(Romainah/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.